OUR MOTTO :

Yang terpenting dari kehidupan bukanlah kemenangan namun bagaimana bertanding dengan baik.

Baron Pierre de Coubertin

Perkenalan JK-Wiranto

Senin, 01 Juni 2009

Smart Negosiation, Kunci Kemandirian dan Kejayaan Indonesia Kedepan


Bayangkan Konflik Aceh, Ambon dan Poso kalau kita terus larut-larutkan dengan pendekatan keamanan belaka ? Berapa ratus milyar kita habiskan tanpa kejelasan akhirnya., berapa nyawa dan derita akan terus diterima rakyat? Kepemimpinan "Entrepreneurship" dengan segala terobosan dan keuletannya rupanya berakhir manis... kita tidak harus kehilangan harga diri, martabat bahkan Tanah tumpah darah, tetapi malah bisa merangkul kembali saudara-saudara kita tersebut secara manis dan berbudaya.
Ini bukan sekedar tebar pesona dan aku-mengaku siapa yang pantas dapat Nobel Perdamaian atau tidakbeberapa waktu yang lalu setelah Perjanjian Damai ini ramai dipergunjingkan)... tetapi lebih dari itu tentang persistensi (kegigihan) dan kejelian berinisiatif. Jeli melihat peluang sekecil apapun disaat semua pihak mengalami kebuntuan, dan gigih dalam mempertahankan esensi kita maju berunding.
Konon khabarnya, jaman pemerintahan Megawati (2001-2004) ada pembagian tugas antara kedua Menko yang menjabat ketika itu : SBY (MenkoPolkam) menangani kasus Aceh dan Papua, sementara JK (MenkoKesra) menangani kasus Poso dan Maluku. Hasilnya Poso dan Maluku menciptakan Deklarasi damai yang cukup gemilang, sementara Aceh berlarut-larut sampai baru selesai 2006 deklarasi Helsinki ini juga Tim Perunding langsung diawasi sang Wapres JK).
Apa kesimpulan dari tulisan diatas... memang kita perlu angin segar dalam menangani segala macam negosiasi dengan pihak luar. Selama ini negosiasi kita dengan luar menghasilkan : Blok Cepu yang dikuasai Exxon Mobil untuk dianggurkan sebesar-besar kemakmuran rakyat??, Kontrak Karya di Tembagapura yang membuat kita hanya penonton melongo, Sipadan dan Ligitan yang lepas tanpa kita sempat "berkeringat" mempertahankannya dan "Hutang luar negeri" kita yang setiap saat anak cucu kita menanggung makin berat. Insyaallah dengan "Smart Negotiation" jika JK-Wiranto terpilih hasilnya akan lain.
Jika JK-Wiranto terpilih, Insyaallah kasus seperti Ambalat tidak mungkin dibiarkan berlarut-larut menjadi terkesan seperti "Sinetron" yang tak lucu!
MEMANG BUTUH ORANG YANG BISA BERTINDAK CEPAT DAN LEBIH BAIK (BUKAN SEKEDAR PERAGU) UNTUK BERUNDING MEWAKILI "BANGSA INDONESIA" YANG TERHORMAT INI !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar